Monday 15 December 2014

Gunung Prau - Dieng [2-3 November 2014]

Ketika berada di Candi Arjuna Dieng, kami memperhatikan gunung yang membentang di sebelah utara, dan kami berpikir pasti sangt indah jika kita melihat kota Dieng dari atas sana. Maka suatu hari muncullah keinginan kami untuk mendaki gunung tersebut, yang kami ketahui namanya setelah browsing-browsing ternyata Gunung Prau. Telah kami lihat juga banyak foto yang menampilkan keindahan pemandangan dari puncak Gunung Prau tersebut, sehingga gairah kami untuk mendakinya semakin besar.

Beruntung sekali akhir bulan Oktober 2014 kemarin saya mendapat tugas untuk mengikuti sebuah Forum di Bandung. Selepas forum saya niatkan mengambil cuti untuk bisa bertemu dengan keluarga yang belum bertemu sejak lebaran kemarin sekalian naik ke gunung Prau. Hari Jumat malam saya pulang dari Stasiun Bandung dengan menaiki kereta Harina yang sampai di Stasiun Tawang Semarang pada hari sabtu pagi, sehingga saya dapat menikmati hangatnya mentari pagi di Semarang.

Saat itu hari Minggu pagi, kami menyiapkan semua perlengkapan camp (Nyewa tenda sih...), dan selepas dhuhur kami siap berangkat. Rute kami yakni Semarang-Boja-Sukorejo-Tambi-Dieng, kira2 memakan waktu 3-4 jam. Karena kami pernah ke Dieng sebelumnya, rute yang berkelok-kelok, naik-turun dan jalan yang kadang tidak bagus sudah tidak mengejutkan bagi kami. Namun perbaikan jalan di rute Boja-Sukorejo telah dilakukan, sehingga kedepannya pasti akan lebih baik rutenya.

Inilah pemandangan di perjalanan kami

Gunung Sindoro

Melihat ke belakang


Bukit yang seakan menghadang

Pabrik teh Tambi

Jalan sebelum desa Tieng

Gardu pandang Tieng dari bawah


Gardu Pandang Tieng

Tugu selamat datang di Dieng Plateau
Menurut informasi yang kami dapat, kebanyakan pendaki Gunung Prau melakukan pendakian dari desa Patak Banteng. Namun kami mengambil jalan yang berbeda yakni dari desa Kalilembu, sekitar 1 Kilometer setelah desa Patak Banteng, karena jalur pendakian yang lebih mudah dan tidak begitu curam.

Desa Patak Banteng
 
Pemandangan sebelum desa Kalilembu


Desa Kalilembu dari Bawah



Pemandangan dari Camp Desa Kalilembu


Perjalanan awal mendaki

Matahari terbenam Dieng

Sekitar pukul 4 sore kami sampai di camp desa Kalilembu, sebelum melanjutkan pendakian kami menginstirahatkan badan sejenak sembari mengecek perlengkapan bawaan kami dan membeli bekal tambahan di camp Kalilembu. Sekitar pukul 17.00 kami memulai perjalanan dan diawal perjalanan kami disuguhi pemnadangan bukit dengan tanaman sayuran yang sangat menawan dan tidak pernah kami jumpai di tempat lain. Matahari terbenampun mengiringi langkah kami setapak demi setapak menaiki gunung yang sangat subur ini. Senter tak lupa kami kenakan agar langkah kami lebih terarah di dalam gelapnya malam Dieng. Jaket gunung yang melekat ditubuh membuat gerah dalam pendakian, sehingga resleting kami biarkan longgar.

Desa Kalilembu dari atas

Bunga yang selalu menemani pendakian

Jalan setapak untuk mendaki

Pos 3
Saat mendaki melalui desa Kalilembu, kita akan melewati 3 pos. Pos yang pertama dan kedua masih berada di lereng gunung, dan pendaki akan merasa lega ketika melewati pos 3. Karena pos 3 telah berada di bagian paling atas puncak gunung prau, yang artinya kita hanya tinggal menuju tempat camp kita. Dari pos 3 menuju tempat camp, medannya berbukit-bukit landai yang ketika pagi akan menjadi tempat yang bagus untuk mengambil foto. Sekitar 2 jam dari awal mendaki, kami telah sampai di tempat camp. Udara dingin diatas puncak langsung menyambut, sehingga dengan cepat pula tenda kami dirikan.

Udara dingin, cahaya bulan dan bukit2 menanti kami jejaki. Malam itu kami sempatkan jalan-jalan malam dan berusaha mencari sinyal untuk menelepon keluarga, dan ternyata memang ada juga sinyal di puncak Gunung Prau ini. Yaaa walau dengan menggigil kami sempatkan menelepon keluarga dirumah dan melihat-lihat sekitar tenda kami, kemudian kami tidur. Karena dinginnya angin disini, kami tidak begitu lelap tertidur karena tidak membawa Sleeping Bag.

Di dalam Tenda

Tugu Perbatasan Daerah



Pagi menyapa...
Sebelum Sunrise

Narsis dulu

Tenda-tenda yang ada di tempat Camp

Siluet manusia-manusia gunung
Sebenarnya pemandangan seperti ini yang kami nantikan :)

Gambar dari Google

Golden Sunrise dan Gunung Merbabu, Merapi, Sumbing Sindoro

Bukit-bukit di Puncak Prau



Terlarut menikmati indahnya matahari terbit kami tak sadar kalau dibalik bukit disamping camp kami ada pemandangan kota Dieng yang lebih menakjubkan lagi.

Bukit Sikunir dari Puncak Prau


Edelweiss di lereng Puncak Gunung Prau


Telaga Warna dari atas Gunung Prau

Edelweiss
Bunga2 apa namanya ya???

Komplek Candi Arjuna dari atas

Narsis di perjalanan Pulang

Tinggi2an sama menara BTS
Waduk Dringgo kalau gak salah, Banjarnegara di atasnya Kawah Candradimuka

Begitulah kisah perjalanan kami menaiki Gunung Prau Dieng, semoga menghibur dan bermanfaat




Dataran Tinggi Dieng - Dieng Plateau [22 September 2013]

Dieng yang berada di Kabupaten Banjarnegara, merupakan tempat yang sangat alami, subur dan indah. Cocok sekali bagi warga perkotaan yang ingin menikmati liburan yang jauh dari panas dan udara berpolusi.

Dari Semarang, Dieng bisa ditempuh sekitar 3-4 jam jika melalui jaln alternatif Semarang-Boja-Sukorejo-Dieng, jika lewat jalan Pantura-Gringsing-Sukorejo-Dieng bisa sekitar 4-5 jam.

Rute yang kami pilih yakni menggunakan jalur alternatif Semarang-Boja-Sukorejo-Dieng, karena jarak tempuhnya yang sedikit namun jalan yang harus kami lalui lumayan sulit. Dari semarang sampai Boja sih mulus, namun Boja ke Sukorejo merupakan medan yang lumayan saat itu (Sekitar September 2013). Namun pada bulan November 2014 telah diperbaiki dengan beton yang kuat, sepertinya akan jadi mulus nantinya.

Setelah melewati Sukorejo melewati jalur Pabrik Teh Tambi, akan banyak sekali tanjakan dan turunan yang lumayan terjal, namun pemandangan dijalur ini juga sangat bagus.
Gunung Sindoro menyapa awal menaiki jalur Tambi
Tanjakan di jalur Tambi


Memasuki wilayah kebun teh Tambi
Setelah melewati Sukorejo melewati jalur Pabrik Teh Tambi, akan banyak sekali tanjakan dan turunan yang lumayan terjal, namun pemandangan dijalur ini juga sangat bagus.

Kebun teh Tambi dengan Background Gunung Sindoro
Kita bisa istirahat di sekitar kebun teh, menikmati sejuknya udara yang alami dan pemandangan hijau yang menyejukkan mata.

Melewati jalan diatas desa Tieng

Desa Tieng dari Atas
Melewati kebun teh Tambi, tanjakan smelewati desa Tieng Wonosobo menanti. Namun pemnadangan semakin menarik, disini kita akan melihat hamparan kebun sayuran yang diterasering dan desa Tieng yang seakan-akan dibawah awan.



Memasuki Kawasan Dataran Tinggi Dieng

Kanan kiri jalan semua tanaman sayuran, ada tanaman Carica juga

Pemandangan semakin menakjubkan ketika memasuki kawasan Dataran Tinggi Dieng, semuanya serba hijau, tanaman sayuran di kanan kiri jalan. Perpaduan warna dari langit biru dan hijaunya alam sangat menyegarkan mata, membuat pikiran menjadi segar kembali.


Loket masuk pembelian tiket

Tak begitu lama, kita sampai di loket masuk tempat wisata, kami membeli tiket terusan untuk beberapa tempat sekaligus, yakni Telaga Warna, Kawah Sikidang, Dieng Plateau Theater dan Komplek Candi Arjuna. Harga tiketnya sekitar 20rb per orang, termasuk murah sih dengan pengalaman dan sangat banyak peristiwa yang bisa kita nikmati nantinya.

Sampai di tempat pertama, Telaga Warna

Pintu masuk Telaga Warna

Telaga Warna

Telaga Warna dari atas Bukit

Telaga Pengilon
Bagi penggemar fotografi, sangatlah menyenangkan berburu gambar di telaga warna, jika momentnya tepat, anda akan bisa mengambil gambar seperti yang dibawah ini.

Pemandangan Telaga Warna, Gunung Sindoro, Sumbing. Gambar dari Google
Tempat kedua yakni Dieng Plateau Theatre.
Disini kita bisa melihat film yang menayangkan keindahan Dataran Tinggi Dieng yang memiliki banyak tempat unik, misalnya mengeluarkan gas, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi. Ditayangkan juga pernah terjadi bencana yang besar di Dieng akibat gas beracun yang tiba-tiba keluar dari perut bumi.




Dieng Plateau Theatre dari depan



Pemandangan di depan Dieng Plateau Theatre

Tempat ketiga adalah Kawah Sikidang.
Di Kawah Sikidang kita dapat menemukan berbagai kawah yang mengeluarkan air panas juga uap air yang berbau tajam, sehingga banyak yang menjual masker di sekitar pintu masuk Kawah ini.

Pintu masuk Kawah Sikidang


Kawah Sikidang dari kejauhan

Motor Trail Sewaan

Kawah Sikidang



Pemandangan jalan ke Kawah Sikidang


Meteran di pipa besar penghantar Energi Panas Bumi

Tempat terakhir yakni Komplek Candi Arjuna
Konon setiap tahunnya, terdapat ritual ruwatan bagi keturunan asli Dieng yang berambut gimbal agar tidak sering sakit-sakitan di Candi Arjuna ini, namun pada bulan-bulan tertentu saja. Kalau sedang tidak ada ritual ya jadi tempat wisata biasa. Banyak sekali pemandangan yang bagus disini, apalagi kalau cuacanya sedang cerah, tempat yang bisa menghabiskan baterai kamera dehh... : )

Jalan menuju Komplek Candi Arjuna


Komplek Candi Arjuna


Komplek Candi Arjuna



Narsis di Komplek Candi Arjuna


Narsis di Komplek Candi Arjuna


Para wayang orang yang bisa kita sewa untuk foto bersama di Komplek Candi Arjuna


Komplek Candi Arjuna

Itulah beberapa tempat di Dataran Tinggi Dieng yang bisa kita kunjungi, sebenarnya masih banyak tempat lain di Dieng. Semoga bermanfaat...